BERSATU DALAMKASIH YESUS

Kamis, 09 Agustus 2012

PERUMPAMAAN TENTANG POHON ARAS DAN POHON KORMA


Ayat bacaan : Mazmur 92 : 13 -15
Hari ini mari kita melihat sebuah gambaran mengenai orang benar menurut Pemazmur. Pemazmur mengatakan "Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon" (Mazmur 92:13). Mengapa dikatakan bertunas seperti pohon korma, dan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon? 
POHON KORMA


Bagi pengembara padang pasir, melihat pohon korma tentu akan sangat menggembirakan. Mengapa demikian? Sebab pohon ini tidak hanya memberikan tempat yang teduh, tetapi juga air, sebab pohon ini tumbuh di mana ada air.  Maka mereka akan bersukacita jika bertemu dengan pohon korma yang nyata. Korma mengandung begitu banyak nutrisi di dalamnya sehingga menjadi sebuah makanan yang memberi kekuatan dan kesehatan jika dikonsumsi. Dan pohon korma sangatlah kuat bila dijadikan  menjadi tiang penyangga untuk bangunan, dan dan dahan-dahanya yang kecil bisa dijadikan untuk ranting/bahan bakar, serta serat-seratnya bisa dijadikan untuk tali, bahkan dunya bisa di fungsikan untuk dibuat menjadi tikar atau keranjang.
Bagaimana pohon korma bisa tumbuh di gurun pasir yang tandus? Cara pohon korma hidup sesungguhnya unik. Ketika biji korma di tanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk mencari air, bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air, barulah korma ini mulai tumbuh. Dan sekali lagi, biasanya dimana pohon korma berada, disana akan terdapat oase atau mata air. Inilah yang digambarkan oleh Pemazmur dengan mengatakan bahwa orang benar akan bertunas seperti pohon korma. Orang benar akan memiliki akar yang kuat. Orang benar akan mampu tegar berdiri ditengah berbagai hambatan, dan akan mampu untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah. Seperti layaknya pohon korma yang menyegarkan, orang-orang benar pun seharusnya bisa menjadi penyegar bagi lingkungan yang "tandus", menjadi oase di tengah padang gurun, menjadi berkat yang mendatangkan sukacita bagi sesama.
Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar. Pohon ini tidak pernah “pensiun”. Banyak dari kita yang ingin cepat-cepat pensiun - berhenti dari segala aktivitas pelayanan atau tidak lagi menghasilkan buah bagi Tuhan. Mungkin kita berpikir bahwa sudah saatnya kita membeli sebuah rumah besar di tepi danau yang indah. Di sana kita akan merajut dan bersantai sampai ajal menjemput. Ini bukan tipe orang Kristen pohon Kurma. Kita harus tetap berbuah DAN BERKARYA BAGI KRISTUS sampai Tuhan memanggil kita.
 POHON ARAS


Sekarang mari kita lihat apa yang disebut Pemazmur sebagai pohon aras yang tumbuh subur di Libanon. Pada masa itu pohon aras (pohon cemara) memang tumbuh subur di Libanon. Pohon aras ini dikenal sangat kuat, tidak mudah lapuk. Semakin tua, kayunya semakin kuat. Pohon ini juga tahan terhadap perubahan cuaca, Tahan terhadap hama. Tidak heran pada masa itu pohon aras sering dipakai untuk tiang penyangga istana bahkan Bait Allah. Dalam kitab Raja Raja kita dapat mendapatkan gambaran mengenai pohon aras ini. Ketika Salomo membangun istananya, ia banyak menggunakan pohon aras ini yang berasal dari Libanon. Di dalam istananya, "Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya dan lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya, disangga oleh tiga jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, empat puluh lima jumlahnya, yakni lima belas sejajar." (1 Raja Raja 7:2-3). Istana Salomo yang megah ternyata disangga oleh tiang-tiang kayu aras. Jadi demikianlah orang benar, diharapkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang kuat yang bisa bertindak sebagai tiang penyangga bagi kehidupan sesama kita, demi kemuliaan Tuhan.
Mungkin kita seperti pohon aras yang dibanggakan oleh orang lain, menjadi harapan dan tempat bernaung, tapi tiba-tiba kapak datang menghujam melukai sampai ke serat-serat kayu. Pencobaan seringkali datang secara tiba-tiba, mungkin melalui orang-orang di sekitar kita yang melukai perasaan kita sehingga kita mulai meratap. Tuhan tidak pernah bermaksud supaya pohon aras ini hanya menjadi kebanggaan, bertambah tinggi dan menjadi tempat bernaung, tapi Tuhan mempunyai penglihatan jauh ke depan untuk membawa pohon ini sampai ke bait Allah.
Pohon hidup kita bukan hanya roboh akibat ditebang tetapi dipotong-potong dan dijadikan rakit dibawa ke laut. Di sana timbul-tenggelam karena dihanyutkan oleh air dan sepertinya tidak ada pertolongan tapi Tuhan selaku ’pemilik’ selalu memperhatikan kita. Berhentilah meratap, karena tepat pada waktunya kayu ini akan diangkut ke bukit Sion. Kayu yang tadinya hanya menjadi kebanggaan di atas gunung Libanon sekarang telah dibentuk begitu rupa dan dilapisi dengan emas murni di bait Allah.

Mari kita periksa diri kita. Sudahkah kita menjadi oase di padang gurun, menjadi pohon korma berbuah lebat yang memberi sukacita dan berkat bagi banyak orang atau kita malah ikut-ikutan menjadi tandus dan kering? Sudahkah kita menjadi tiang penyangga yang kuat bagai kayu pohon aras, tumbuh subur dengan kekuatan yang luar biasa, atau kita masih gampang goyang diterpa angin kecil sekalipun, dan justru selalu goyah butuh penyangga dari orang lain? Orang benar pada hakekatnya haruslah bisa mengacu kepada pertumbuhan pohon korma dan kesuburan pohon aras. Hanya dengan inilah kita bisa membagi berkat bagi banyak orang dan memuliakan Tuhan.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Jika saudara merasa diberkati silahkan tinggalkan pesan.....
dan jangan lupa jempolnya ok ...... :)

 

KASIH YESUS Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template