Ayat bacaan : Mazmur 92 : 13 -15
POHON ARAS
Hari ini mari kita melihat sebuah
gambaran mengenai orang benar menurut Pemazmur. Pemazmur
mengatakan "Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan
tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon" (Mazmur 92:13). Mengapa
dikatakan bertunas seperti pohon korma, dan tumbuh subur seperti pohon aras di
Libanon?
POHON KORMA
Bagi pengembara padang pasir,
melihat pohon korma tentu akan sangat menggembirakan. Mengapa demikian? Sebab
pohon ini tidak hanya memberikan tempat yang teduh, tetapi juga air, sebab
pohon ini tumbuh di mana ada air. Maka mereka akan bersukacita jika
bertemu dengan pohon korma yang nyata. Korma mengandung begitu banyak nutrisi
di dalamnya sehingga menjadi sebuah makanan yang memberi kekuatan dan kesehatan
jika dikonsumsi. Dan pohon korma sangatlah kuat bila dijadikan menjadi tiang penyangga untuk bangunan, dan
dan dahan-dahanya yang kecil bisa dijadikan untuk ranting/bahan bakar, serta
serat-seratnya bisa dijadikan untuk tali, bahkan dunya bisa di fungsikan untuk
dibuat menjadi tikar atau keranjang.
Bagaimana pohon korma bisa tumbuh
di gurun pasir yang tandus? Cara pohon korma hidup sesungguhnya unik. Ketika
biji korma di tanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk mencari air,
bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air, barulah korma ini mulai
tumbuh. Dan sekali lagi, biasanya dimana pohon korma berada, disana akan
terdapat oase atau mata air. Inilah yang digambarkan oleh Pemazmur dengan
mengatakan bahwa orang benar akan bertunas seperti pohon korma. Orang benar
akan memiliki akar yang kuat. Orang benar akan mampu tegar berdiri ditengah
berbagai hambatan, dan akan mampu untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah.
Seperti layaknya pohon korma yang menyegarkan, orang-orang benar pun
seharusnya bisa menjadi penyegar bagi lingkungan yang "tandus",
menjadi oase di tengah padang gurun, menjadi berkat yang mendatangkan sukacita
bagi sesama.
Pada masa tua pun mereka masih
berbuah, menjadi gemuk dan segar. Pohon ini tidak pernah “pensiun”. Banyak dari
kita yang ingin cepat-cepat pensiun - berhenti dari segala aktivitas
pelayanan atau tidak lagi menghasilkan buah bagi Tuhan. Mungkin kita berpikir
bahwa sudah saatnya kita membeli sebuah rumah besar di tepi danau yang
indah. Di sana kita akan merajut dan bersantai sampai ajal menjemput.
Ini bukan tipe orang Kristen pohon Kurma. Kita harus tetap berbuah DAN BERKARYA
BAGI KRISTUS sampai Tuhan memanggil kita.
Sekarang mari kita lihat apa yang
disebut Pemazmur sebagai pohon aras yang tumbuh subur di Libanon. Pada masa itu
pohon aras (pohon cemara) memang tumbuh subur di Libanon. Pohon aras ini
dikenal sangat kuat, tidak mudah lapuk. Semakin tua, kayunya semakin kuat.
Pohon ini juga tahan terhadap perubahan cuaca, Tahan terhadap hama. Tidak heran
pada masa itu pohon aras sering dipakai untuk tiang penyangga istana bahkan
Bait Allah. Dalam kitab Raja Raja kita dapat mendapatkan gambaran mengenai
pohon aras ini. Ketika Salomo membangun istananya, ia banyak menggunakan pohon
aras ini yang berasal dari Libanon. Di dalam istananya, "Ia
mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya dan lima
puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya, disangga oleh tiga jajar
tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup
dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang
disangga oleh tiang-tiang itu, empat puluh lima jumlahnya, yakni lima belas
sejajar." (1 Raja Raja 7:2-3). Istana Salomo yang megah ternyata
disangga oleh tiang-tiang kayu aras. Jadi demikianlah orang benar,
diharapkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang kuat yang bisa bertindak sebagai
tiang penyangga bagi kehidupan sesama kita, demi kemuliaan Tuhan.
Mungkin kita seperti pohon aras
yang dibanggakan oleh orang lain, menjadi harapan dan tempat bernaung, tapi
tiba-tiba kapak datang menghujam melukai sampai ke serat-serat kayu. Pencobaan
seringkali datang secara tiba-tiba, mungkin melalui orang-orang di sekitar kita
yang melukai perasaan kita sehingga kita mulai meratap. Tuhan tidak pernah bermaksud
supaya pohon aras ini hanya menjadi kebanggaan, bertambah tinggi dan menjadi
tempat bernaung, tapi Tuhan mempunyai penglihatan jauh ke depan untuk membawa
pohon ini sampai ke bait Allah.
Pohon hidup kita bukan hanya roboh
akibat ditebang tetapi dipotong-potong dan dijadikan rakit dibawa ke laut. Di
sana timbul-tenggelam karena dihanyutkan oleh air dan sepertinya tidak ada
pertolongan tapi Tuhan selaku ’pemilik’ selalu memperhatikan kita. Berhentilah
meratap, karena tepat pada waktunya kayu ini akan diangkut ke bukit Sion. Kayu
yang tadinya hanya menjadi kebanggaan di atas gunung Libanon sekarang telah
dibentuk begitu rupa dan dilapisi dengan emas murni di bait Allah.
Mari kita periksa diri kita.
Sudahkah kita menjadi oase di padang gurun, menjadi pohon korma berbuah lebat
yang memberi sukacita dan berkat bagi banyak orang atau kita malah ikut-ikutan
menjadi tandus dan kering? Sudahkah kita menjadi tiang penyangga yang kuat
bagai kayu pohon aras, tumbuh subur dengan kekuatan yang luar biasa, atau kita
masih gampang goyang diterpa angin kecil sekalipun, dan justru selalu goyah
butuh penyangga dari orang lain? Orang benar pada hakekatnya haruslah bisa
mengacu kepada pertumbuhan pohon korma dan kesuburan pohon aras. Hanya dengan
inilah kita bisa membagi berkat bagi banyak orang dan memuliakan Tuhan.