BERSATU DALAMKASIH YESUS

Minggu, 12 Agustus 2012

PERUMPAMAAN TENTANG LALANG DIANTARA GANDUM




AYAT BACAAN (MAT 13:24-30)



Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang yang menaburkan benih gandum yang baik di ladangnya. Dikisahkan bahwa ketika semua orang tidur, musuhnya datang lalu menaburkan benih lalang (ilalang) di antara benih gandum itu lalu pergi. Kedua tanaman itu bertumbuh bersama, lalu hamba penabur tersebut menanyakan asal benih lalang tersebut yang dijawab oleh tuannya bahwa benih lalang tersebut ditabur oleh musuhnya. Hamba-hambanya lalu mengusulkan untuk mencabuti lalang tersebut namun tidak diijinkan karena sang tuan tidak mau benih gandum yang baik ikut tercabut bersama-sama dengan lalang tersebut. Sang tuan lalu berkata bahwa lebih baik mereka dibiarkan tumbuh bersama hingga masa penuaian, di mana keduanya dapat dipisahkan, lalang akan diikat lalu dibakar, gandum akan dikumpulkan di dalam lumbung.
Sesudah Matius menulis perumpamaan tentang penabur dan penafsirannya, dia mencatat bahwa Yesus bercerita perumpamaan yang lain kepada orang banyak, satu kisah tentang petani yang kelihatannya melakukan pekerjaannya dengan baik. Petani mempunyai hamba-hamba dan juga hamba-hamba untuk menuai pada saat yang tepat.  Sebagai petani yang berhasil, pemilik tanah ini telah mendapatkan benih yang baik. Tentu saja dia tidak mau menaburkan benih lalang - yang menyebabkan dia merasa sedih tidak terkatakan. Benih yang baik pasti bebas dari lalang. Petani itu telah menaburkan benih yang baik di ladangnya (cerita ini tidak mementingkan kapan dan bagaimana benih itu ditaburkan),  Segera sesudah dia menyelesaikan tugas menabur benih gandum di musim dingin, musuhnya datang. Dia datang di dalam kegelapan, sementara semua orang sedang tidur, dan menaburkan benih lalang di antara gandum. Tentu saja dia tidak menutupi semua ladang dengan lalang. Dia menaburkan benih lalang itu di sana-sini, Tidak ada seorang pun yang tahu sampai musim semi tiba di mana lalang itu tumbuh di antara tanaman gandum. Lalang kelihatannya sangat mirip dengan gandum. Pada saat tanaman mengeluarkan bongkolnya, barulah orang bisa membedakan lalang dan gandum - "Jadi dari buahnyalah kamu akan men genal mereka" (Matius 7:20).
Pada waktu mengetahui hal itu, sudah tidak mungkin lagi melakukan sesuatu. Seseorang yang berjalan di ladang gandum untuk membuang lalang, akan menginjak-injak gandum. Lagipula, akar gandum dan lalang saling terjalin satu dengan yang lain sehingga kalau lalang dicabut maka gandumnya akan tercabut juga. 
Hamba-hamba petani mengingatkan supaya waspada dengan masalah tersebut dan menunjukkan keinginannya melakukan sesuatu. Mereka ingin mengetahui dari mana asal benih itu. Petani itu hanya memberitahu mereka bahwa seorang musuh yang melakukannya dan mereka harus membiarkan lalang itu sampai waktu panen. Pada waktu panen itulah para penuai akan menerima instruksi untuk mengumpulkan lalang, mengikatnya berberkas-berkas, dan mengumpulkan gandum untuk persediaan di gudang. Petani akan menggunakan berkas-berkas lalang - benih dan jerami - sebagai bahan bakar. Karena itu dia dapat mengubah kerugian menjadi keuntungan: sebagai persediaan bahan bakar untuk musim dingin. 
Meskipun begitu, petani tersebut mengalami situasi yang paling buruk. Dia tahu bahwa lalang telah mengambil kelembaban udara dan vitamin yang seharusnya diambil oleh tanaman gandum. Hasil panennya menjadi berkurang dari yang dia harapkan. Kendatipun dia memiliki semua keterampilan bertani, dia tidak dapat membuat perbedaan an tara lalang dan gandum sampai tanaman mulai mengeluarkan bongkolnya dan saat panen telah dekat. Akhirnya setelah berbulan-bulan petani itu melakukan pekerjaannya, dia menyadari bahwa musuhnya mempunyai akal buruk menyerang dia. Dia harus menghadapi konsekuensi-konsekuensi dari reneana buruk yang dilakukan oleh musuhnya.

INILAH ARTI PERUMPAMAAN ITU:

Yesus tidak memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang perumpamaan ini karena Ia menggunakan lambang-lambang yang sering Ia pakai di perumpamaan-perumpamaan lainnya (misalnya perumpamaan seorang penabur). Penabur benih gandum dalam cerita ini melambangkan Allah dan hamba/pekerja-pekerjanya adalah para hamba Tuhan. Benih gandum melambangkan orang yang mendengar dan melakukan firman Tuhan (bandingkan dengan benih yang jatuh di tanah yang baik dalam perumpamaan seorang penabur), sedangkan lalang melambangkan orang-orang lainnya (dapat pula berarti agen-agen si jahat). Musuh tuan tersebut melambangkan iblis yang adalah musuh Allah. Waktu menuai/masa penuaian melambangkan akhir zaman pada saat orang yang benar akan dihakimi bersama-sama orang yang jahat, dan orang yang benar akan masuk ke Sorga sedangkan orang yang berdosa akan dihukum.
Lebih lanjut, percakapan antara hamba dan tuannya dapat ditafsirkan sebagai pertanyaan orang percaya kepada Allah mengapa ada kejahatan di dunia jika Allah hanya menciptakan yang baik. Jawaban Allah menunjukkan bahwa kejahatan ada di dunia karena perbuatan iblis. Keputusan Allah untuk menunggu hingga akhir zaman mengisyaratkan bahwa kejahatan akan dibiarkan berada di bumi hingga semua 'benih' tersebut telah 'matang'.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Jika saudara merasa diberkati silahkan tinggalkan pesan.....
dan jangan lupa jempolnya ok ...... :)

 

KASIH YESUS Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template