AYAT
BACAAN MATIUS 13:4-8
Ketika orang banyak
berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota
menggabungkan diri dengan Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan, “Adalah
seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur,
sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung
di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi
jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya
sampai mati. Sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah
seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru, “Siapa yang
mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Murid-murid-Nya bertanya
kepada-Nya tentang maksud perumpamaan itu. Lalu Ia menjawab, “Kepadamu diberi
karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain
hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak
melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
Apa yang dibicarakan dalam
perumpamaan ini? Tuhan Yesus berbicara tentang seorang penabur yang sedang
menaburkan benih. Ini adalah gambaran yang sangat umum di daerah-daerah
pertanian. Dengan mudah anda akan dapat menemukan orang yang sedang menabur
benih di daerah-daerah tersebut. Lalu Tuhan Yesus berkata, "Pada saat
seorang petani menaburkan benih, ia menghamburkannya begitu saja. Ia menebarkan
ke depan pada saat menabur. Ia membawa kantong benih, tergantung di dadanya,
sebuah kantong yang digantung melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam
benih dan menghamburkannya agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang sambil
menaburkan benih."
Pada saat anda menaburkan benih,
beberapa benih akan jatuh ke tanah yang keras, misalnya di pematang yang
merupakan tanah yang mengeras, karena merupakan jalur umum yang melintasi
ladang, dan sering diinjak-injak oleh orang yang lalu-lalang. Benih yang jatuh
di tanah yang keras (seperti pematang itu), jelas tidak akan dapat masuk ke
dalam tanah; mereka tetap tinggal di permukaan. Dan anda tentunya sering
melihat, di mana ada petani menabur benih, ia diikuti oleh sekawanan burung,
yang menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di permukaan.
Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-burung akan datang dan
mengambilnya - benih yang bisa dijangkau oleh burung-burung tersebut.
Lalu Tuhan berkata bahwa ada lagi
benih yang jatuh ke tanah yang dangkal. Ketika hujan turun dan tanah itu mulai
membungkus benih tersebut, benih itu akan bertumbuh dengan sangat cepat.
Sepertinya menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik. Pertumbuhan yang luar
biasa mungkin. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sejalan dengan pertumbuhan
akarnya, akar itu segera tertahan oleh bebatuan di lapisan bawah. Ada batas
sejauh mana akar itu bisa menjalar. Ketika ia menyentuh lapisan batu, hanya
sampai di situlah batas pertumbuhannya. Karena dibatasi oleh bebatuan, akar itu
tidak dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan mulai layu. Tanaman itu
mati karena kekurangan air.
Ada lagi yang jatuh di tanah yang
memungkinkan pertumbuhan, akan tetapi lahannya tidak murni. Tanah ini berisi
berbagai macam benih, beragam akar dan beragam tumbuhan. Berbagai macam benih
tumbuhan ini pada awalnya tidak kelihatan, dan sebagaimana yang dijelaskan di
dalam Lukas, mereka lalu tumbuh bersama-sama dengan benih gandum itu dan
menjepitnya. Pada waktu menabur, anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan
yang lain di sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sebagaimana yang
diceritakan oleh Lukas, mereka mulai tumbuh bersama dengan benih gandum.
Kemudian akar semak duri itu membelit akar gandum, akar gandum yang masih muda
ini dan menjepitnya sehingga tanaman gandum ini tidak dapat memperoleh bahan
makanan yang dibutuhkannya. Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini juga mati
INILAH ARTI PERUMPAMAAN ITU:
Benih itu ialah firman Allah.
Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang-orang yang telah mendengarnya;
kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka,
supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang
berbatu-batu itu ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu,
menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar, mereka percaya sebentar
saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah
orang-orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya
mereka terhimpit oleh kekhawatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga
mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu
ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati
yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan” (Luk 8:4-15).
PINGGIR JALAN
Gambaran tentang jenis hati yang sangat keras. Ketika firman
disampaikan ia tidak memberikan respons yang benar; masih suka mengabaikan,
meremehkan atau bahkan menolak dan tidak percaya kepada firman itu. Orang
semacam ini sulit menerima teguran, nasihat, dan cenderung suka
memberontak. Mereka masih hidup menurut keinginannya sendiri, bukan
tunduk kepada pimpinan Tuhan; hidup dalam hawa nafsu daging. Alkitab
menegaskan, "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai
kebinasaan dari dagingnya,..." (Galatia 6:8).
TANAH BERBATU-BATU
Benih itu memang tumbuh, tapi tidak mampu menghadapi
tantangan yang ada. Ini berbicara tentang tumbuhan yang saat panas terik
akan mati, ia tidak berakar kuat karena ada batu-batu penghalang. Benih
akan tumbuh berakar kuat apabila batu-batu itu dibuang. Diambilkan
peralatan berkebun, batu-batunya disingkirkan, tanahnya diolah, kemudian baru
ditaburkan benihnya, pasti bisa tumbuh. Pada awalnya ia sangat semangat
menerima firman, tetapi firman itu tidak mampu berakar kuat, hanya bertahan
sebentar saja sehingga ketika masalah, penderitaan atau ujian menerpa, segera
ia kecewa dan meninggalkan Tuhan (murtat). Karena itulah kita harus mau
berubah meski itu sakit. Mohon pertolongan Roh Kudus untuk memampukan
kita sehingga kita menjadi manusia baru. "Hendaklah kamu
berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh
dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dan
syukur." (Kolose 2:7).
SEMAK DURI
Benih bisa saja tumbuh, tapi terhimpit oleh semak belukar,
akibatnya tanaman itu akan mati. Ini gambaran seorang Kristen yang masih
terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi; masih mencintai dan bersahabat
dengan dunia ini. Mereka dapat saja terlihat seperti orang yang rohani,
tapi kekuatiran dunia ini tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga
tidak bertumbuh.
TANAH YANG BAIK
Karena tanahnya baik dan subur, maka benih itu tumbuh dengan
baik dan menghasilkan buah. Ini gambaran seseorang yang mendengar firman
kebenaran dan menyambutnya dengan sukacita, percaya dan mempraktekkannya,
sekaligus menunjukkan pertumbuhan rohani yang baik sehingga ada buah-buah pertobatan
yang dihasilkan.
Bagaimanakah respon kita terhadap
firman TUHAN, benih yang seperti apakah kita sekarang? Jadi marilah kita mulai
menjadi benih yang jatuh di tanah yang baik agar kita bisa menjadi garam dan terang di sekeliling kita. AMEN!!!